FGD Hasil Studi EHRA Kota Lhokseumawe 2020

Sebagai tindak lanjut atas pelaksanaan Studi Environmental Health Risk Assessment (EHRA) / Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan yang telah dilakukan sejak Februari 2020, dan berdasarkan hasil pengolahan data penilaian lapangan oleh Enumerator, pada hari Rabu tanggal 9 September 2020 Bappeda Kota Lhokseumawe melaksanakan Focus Group Disscussion (FGD) Hasil Studi EHRA tersebut bertempat di Opproom Bappeda Kota Lhokseumawe.
FGD dihadiri oleh Unsur Komisi C DPRK Lhokseumawe, seluruh Tim Studi EHRA, Unsur Dinas Kesehatan, Unsur Dinas Lingkungan Hidup, Unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Unsur Kecamatan, serta unsur dari Puskesmas. Acara dibuka oleh Kepala Bappeda Kota Lhokseumawe (Salahuddin, S.ST, M.S.M). Dalam sambutannya Kepala Bappeda menyampaikan bahwa Studi EHRA yang dilakukan di Kota Lhokseumawe pada tahun 2020 merupakan pemutakhiran dari Studi EHRA yang pertama dilakukan pada tahun 2015 lalu. Studi EHRA ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran sejauhmana perubahan fasilitas sanitasi dan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan tingkat Kota Lhokseumawe berdasarkan data primer terbaru, disamping itu juga untuk memberikan advokasi terhadap masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi secara berkesinambungan, serta memberikan informasi yang valid dalam penilaian risiko kesehatan lingkungan berdasarkan kondisi terkini. Selanjutnya Kepala Bappeda Kota Lhokseumawe membuka secara resmi pelaksanaan FGD Hasil Studi EHRA Kota Lhokseumawe Tahun 2020, dan mengharapkan kepada seluruh peserta dapat memberikan sumbang saran dan pemikiran dalam pelaksanaan Studi EHRA dimaksud.
Selanjutnya dilakukan pemaparan Hasil Studi EHRA oleh Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Bappeda Kota Lhokseumawe (Tuti Indriani, ST, MM). Dalam paparannya, Kabid Sarpras menyampaikan bahwa secara substansi, manfaat Studi EHRA 2020 adalah sebagai salah satu bahan untuk pemutakhiran dokumen Sanitasi Kota Lhokseumawe yang berupa Dokumen Strategi Sanitasi Kota (SSK) Lhokseumawe untuk 5 (lima) tahun mendatang.
Secara substansi, hasil Studi EHRA memberikan data ilmiah dan faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalam skala kota. Sektor sanitasi yang menjadi objek studi meliputi limbah cair domestik, persampahan, drainase lingkungan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) termasuk praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS). Dalam pelaksanaan studi, muatan pertanyaan dalam kuesioner dan lembar pengamatan telah diarahkan sesuai dengan lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dalam paparan, Kabid Sarpras Bappeda juga menyampaikan tentang penentuan sampling utama studi, jumlah gampong yang menjadi sampling, jumlah responden masing-masing gampong, serta penentuan stratafikasi gampong. Pada bagian akhir paparannya, disampaikan Hasil Studi EHRA berdasarkan data primer yang telah dianalisis. Setelah paparan selesai, dilakukan diskusi yang dipimpin oleh Moderator (Burdah, SKM, M.Kes).
(tiys)
Berita Terkait : Sarana Prasarana
- Workshop Pemutakhiran SSK Lhokseumawe 2020
- Pelatihan Quantum GIS untuk Aparatur OPD Kota Lhokseumawe
- FGD Hasil EHRA 2020 (Foto)
- Koordinasi Relokasi Masyarakat Dampak Program KOTAKU
- FGD KLHS Perubahan RPJMK Lhokseumawe
- KOTAKU Lakukan Uji Publik Bisnis Plan PPMK
- Lokalatih Study EHRA Kota Lhokseumawe
- Rapat Persiapan Pokja Sanitasi Pelaksanaan Studi EHRA Tahun 2020
- Workshop Perencanaan Kawasan Berbasis 3D dan Animasi
- Fasilitasi Penyusunan RDTR Kawasan Perbatasan Negara